Aqidah, Ibadah dan Akhlak. Dilengkapi dengan Pendidikan Membaca Al Qur'an

Para pakar pendidikan sekarang mengajak untuk selalu memperhatikan kesiapan dan kecenderungan anak-anak didik dalam belajar, mereka diarahkan ke dalam masalah teori maupun praktik yang meliputi masalah adab, olah raga, agama, sosial dan kesenian sesuai dengan kecenderungan mereka, agar mereka sukses dalam belajarnya. [1]

Dengan demikian seluruh mata pelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh atau bulat. Adapun pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak, adalah mencakup seluruh ajaran Islam yang secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga, yakni aqidah, ibadah dan akhlak serta dilengkapi dengan pendidikan membaca Al Qur'an.

Pendidikan akidah, hal ini diberikan karena Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling mendasar, terlebih lagi bagi kehidupan anak, sehingga dasar-dasar akidah harus terus-menerus ditanamkan pada diri anak agar setiap perkembangan dan pertumbuhannya dilandasi oleh akidah yang benar.

Pendidikan ibadah, hal ini juga penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Karenanya tata peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam fiqih Islam hendaklah diperkenalkan sedini mungkin dan dibiasakan dalam diri anak sejak usia dini. Hal ini dilakukan agar kelak tumbuh menjadi insan yang benar-benar takwa, yakni insan yang taat melaksanakan segala perintah dan taat pula dalam segala larangannya.

Pendidikan akhlak, dalam rangka mendidik akhlak, selain harus diberikan kepada keteladanan yang tepat, juga harus ditunjukkan tentang bagaimana menghormati dan bertata krama dengan orang tua, guru, saudara (kakak dan adiknya) serta bersopan santun dalam bergaul dengan sesama manusia. Alangkah bijaksananya jika para orangtua atau orang dewasa lainnya telah memulai dan menanamkan pendidikan akhlak kepada anak-anak sejak usia dini, apa lagi jika dilaksanakan secara terprogram dan rutin.[2]

Kurikulum dan Materi Pendidikan PAUD Perspektif Islam

Dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak dan memenuhi karakteristik anak yang merupakan individu unik, yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda, maka perlu dilakukan usaha yaitu dengan memberikan rangsangan-rangsangan, dorongan-dorongan, dan dukungan anak.

Agar para pendidik dapat melakukan dengan optimal maka perlu disiapkan suatu kurikulum yang sistematis. Selain itu, sikap dan perilaku yang baik, anak juga memerlukan kemampuan intelektual agar anak siap menghadapi masa kini dan masa mendatang.

Sehubungan dengan itu maka program pendidikan dapat mencakup pengembangan sikap dan pengembangan kemampuan dasar yang secara keseluruhan berguna untuk mewujudkan manusia sempurna yang mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab dan memiliki bekal untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

Karenanya kurikulum untuk usia dini sebaiknya memperhatikan beberapa prinsip. Pertama, berpusat pada anak, artinya anak merupakan sasaran kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Kedua, mendorong perkembangan fisik, daya pikir, daya cipta, sosial emosional, bahasa dan komunikasi sebagai dasar pembentukan pribadi manusia yang utuh.

Ketiga, memperhatikan perbedaan anak, baik perbedaan keadaan jasmani, rohani, kecerdasan dan tingkat perkembangannya. Pengembangan program harus memperhatikan tingkat perkembangan anak (Developmentally Appropriate Program).[3]

Acuan menu pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini telah mengembangkan program kegiatan belajar anak usia dini. Program tersebut tercapai dalam enam kelompok usia, yaitu lahir – 1 tahun, 1 – 2 tahun, 2 – 3 tahun, 3 – 4 tahun, 5 – 6 tahun dan 5 – 6 tahun. Masing-masing kelompok usia dibagi dalam enam aspek perkembangan yaitu: perkembangan moral dan nilai-nilai agama, perkembangan fisik, perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan sosial emosional, dan perkembangan seni dan kreativitas.[4]

Masing-masing aspek perkembangan tersebut dalam kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator. Indikator-indikator kemampuan yang diarahkan pada pencapaian hasil belajar pada masing-masing aspek pengembangan, disusun berdasarkan sembilan kemampuan belajar anak usia dini.

Kecerdasan linguistik (kecerdasan linguistik) Yang DAPAT Berkembang Bila dirancang through berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, berdiskusi, Dan Bercerita. Kecerdasan logika-matematika (logico-mathematical intelligence) yang dapat dirangsang melalui kegiatan menghitung membedakan bentuk, menganalisis data, dan bermain dengan benda-benda.

Kecerdasan visual-spasial (kecerdasan visual-spasial)  yaitu kemampuan ruang yang dapat dirangsang melalui kegiatan bermain balok-balok dan bentuk-bentuk geometri melengkapi puzzle, menggambar, melukis, menonton film maupun bermain dengan daya khayal (imajinasi).

Referensi :

[1] M. Athiyah Al Abrasy, at-Tarbiyah al-Islāmiyah wa Falasatuhā, (TTp: 'Isa al-Bābi al-Jalabī wa syirkāhu,1969), h. 163.

[2] Mansur, Pendidikan Anak…, h.117.

[3] M. Nipan Abdul Halim, Anak Saleh Dambaan Keluarga, (Jakarta: Mitra Pustaka, 2001), h. 25

[4]Depdiknas, Acuan Menu Pembelajaran pada Pendidikan Usia Dini (Pembelajaran Generik), (Jakarta: Depdiknas,2002), h. 21.



Tags :